Sumber : Layden Belanda : Tahun 1947 |
Jika dimulai dari
sejarah, Kota Pangkalpinang mempunyai alur cerita sejarah yang menarik untuk
diceritakan. Awalnya bermula ketika Kesultanan Palembang dipimpin oleh Sultan
Mahmud Badarudin I Jayawikromo, namun ketika pada tanggal 17 September 1757
Sultan Mahmud Badarudin I Jayawikromo wafat dan diangkatlah Susuhunan Ahmad
Najamuddin Adikusumo sebagai Sultan Palembang yang sebelumnya sudah mendapatkan
perintah dan kuasa untuk memimpin pemerintahan dan memperluas daerah Kesultanan
Palembang dari Sultan Mahmud Badarudin I Jayawikromo sebelum wafat.
Kota Pangkalpinang
dibentuk setelah Kesultanan Palembang dipimpin oleh Susuhunan Ahmad Najamuddin
Adikusumo. Beliau memberikan perintah kepada Abang Pahang yang bergelar
Tumenggung Dita Menggala dan Depati serta Batin - batin dan Para Krio yang ada
di Pulau Bangka untuk mencari pengkal yang akan dijadikan tempat kedudukan
Demang dan Jenang untuk mengawasi parit - parit penambangan timah, para pekerja
timah, dan mengawasi distribusi timah dari penambangan hingga sampai ke
Kesultanan Palembang. Satu diantara pengkal tersebut adalah Pangkalpinang.
Pulau Bangka sendiri
semakin mendapat perhatian setelah ditemukannya rempah - rempah di Nusantara.
Letaknya yang terdapat di tengah - tengah jalur pelayaran lalu lintas
perdagangan internasional membuat kapal – kapal dagang dari berbagai negara
semakin ramai melewati perairan Melaka.
Kota Pangkalpinang
sendiri terletak di bagian timur Pulau Bangka. Memiliki luas 118,408 KM2 dengan
populasi masyarakat yang banyak dibentuk oleh etnis melayu dan cina. Etnis Cina
merupakan etnis terbesar kedua di Pulau Bangka setelah etnis melayu. Etnis Cina
mulai didatangkan ke Pulau Bangka sekitar tahun 1733 yang pada saat itu
dimulainya penambangan timah secara besar – besaran dan mereka datang untuk
bekerja sebagai kuli tambang.
Kota Pangkalpinang
secara etimologis berasal dari kata pengkal dan pinang yang
dalam bahasa melayu Bangka, pengkal berarti awal atau pusat.
Sedangkan pinang adalah sebuah tumbuhan yang memiliki banyak manfaat. Dengan
kata lain Pangkalpinang dapat diartikan sebagai awal mula pusat segala
aktifitas dan kegiatan dimulai. Mulai dari pusat pengumpulan timah, tempat
pasar, tempat berlabuh kapal – kapal dan berbagai aktifitas lainnya.
Setelah melewati
beberapa masa, dibawah kekuasaan Belanda penambangan timah mulai dikelola
oleh sebuah badan usaha negara yaitu Banka Tin Winning Bedriff.
Akan tetapi produktifitas timah menurun dikarenakan buruknya system managemen
Belanda. Korupsi terjadi dimana – mana sehingga menyebabkan penyelundupan timah
dan juga berbagai gangguan lainnya. Oleh sebab itu pada tahun 1819 Belanda
mengeluarkan Dekrit Tin Reglement. Dengan dikeluarkan dekrit
tersebut membuat terjadinya perang berkepanjangan selama 3 tahun termasuk
peperangan antara Belanda dan masyarakat Bangka yang pada saat itu dipimpin
oleh Depati Bahrin, Depati Amir dan Batin Tikal.
Selanjutnya pada tahun
1913 Belanda memutuskan untuk memisahkan urusan administrasi pemerintahan dan
urusan penambangan timah. Urusan administrasi pemerintahan di pusatkan di Kota
Pangkalpinang sementara urusan penambangan timah berada di Muntok. Dengan
ditempatkannya urusan penambangan timah di Muntok, pada tahun 1915 Belanda membangun
kantor pusat Banka Tin Winning di Muntok dan membangun sarana prasarana lainnya
untuk memudahkan urusan penambangan dan administrasi pemerintahan di Pulau Bangka.
Kemudian ketika Perang Dunia II terjadi, sejarah mencatat tahun 1941 menjadi
tahun produksi timah terbesar yaitu 51.000 ton pasir timah yang berhasil di
keruk oleh Belanda.
Saat Perang Dunia II,
Jepang mulai menduduki Negara – Negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Jepang mendarat di Pulau Bangka pada tahun 1942. Selama dibawah kendali Jepang,
urusan pertambangan tidak lagi ditangani oleh Banka Tin Winning melainkan
perusahaan milik Jepang sendiri, Mitsubishi Kabhusiki Kaisha.
Setelah Kemerdekaan Republik
Indonesia, pada tanggal 28 Februari 1953, kontrak antara Banka Tin Winning dan
Billiton Mactshappij berakhir. Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menangani
sendiri penambangan timah di Bangka. Nama perusahaan diganti menjadi Tambang
Timah Bangka dengan Ir. Ukar Bratakusumah menjadi kepala TTB pertama.
Salah satu peninggalan
Banka Tin Winning pada masa penjajahan Belanda adalah Hoovgebouw van
Het Ziekenhui van de Banka Tin Winning te Pangkalpinang yang masih berdiri
hingga saat ini. Bangunan bergaya arsitektur belanda ini memiliki denah
empat persegi panjang, berlantai dua dan salah satu sisinya berbentuk segi
enam ditutup dengan atapnya yang berbentuk limas, lengkap dengan jendela dan
pintu - pintu berukuran besar dan langit-langit ruangan yang tinggi. Sebuah
arsitektur hasil kompromi dari arsitektur modern yang berkembang di Belanda
pada waktu yang bersamaan dengan penyesuaian iklim tropis basah di Indonesia. Gedung
ini mulai dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda lebih tepatnya tahun
1920 Masehi pada masa Residen Doornink, W.
Setelah perusahaan –
perusahaan pertambangan timah Belanda di nasionalisasi pada tahun 1953, balai
pengobatan utama ini dikelola oleh Unit Penambangan Timah Bangka (UPTB) yang
melayani kebutuhan kesehatan bagi para karyawan timah pada tahun 1969.
Disamping fungsinya untuk melayani kebutuhan kesehatan para karyawan timah,
balai pengobatan utama ini juga melayani kebutuhan kesehatan masyarakat Pulau
Bangka. Selanjutnya pada
tahun 1990, BUMN PT Timah mulai melakukan restrukturisasi, revitalisasi,
reorganisasi, pembentukan anak perusahaan, optimalisasi penggunaan aset yang
tidak relevan dengan core bisnis, pengendalian cost secara
ketat dan pengembangan visi serta budaya kerja secara efisien. Termasuk di
dalam program ini adalah pelepasan terhadap aset rumah sakit.
Jika berkunjung ke
Pangkalpinang, sempatkan mampir ke salah satu cagar budaya Pangkalpinang yang
satu ini yaitu Hoovgebouw van Het Ziekenhui van de Banka Tin Winning te
Pangkalpinang, sekarang lebih dikenal dengan PT. RSBT (Rumah Sakit Bakti
Timah) salah satu anak dari perusahaan PT. TIMAH Tbk. PT. RSBT
sendiri mulai berdiri pada 18 Desember 2014. Sebelum menjadi perusahaan
tersendiri, PT. RSBT sempat dikelola oleh yayasan rumah sakit bakti timah.
Letaknya cukup strategis
dan mudah dijangkau, berada di Jalan Jendral Sudirman, Pangkalpinang
berhadapan langsung dengan kantor pusat PT. TIMAH Tbk. Jika dari arah pasar
lebih mudah dengan menggunakan angkutan umum (angkot) berwarna biru muda tujuan
Selindung atau angkot berwarna merah tujuan Pangkalbalam, berhenti setelah
melewati lampu merah persimpangan rumah sakit bakti timah. Dari pinggir jalan
sudah terlihat bangunan dengan arsitektur bergaya Belanda dengan warna putih
dengan jendela dan pintu - pintu berukuran besar. Terdiri dari dua lantai,
lantai bawah dilapisi tegel berwarna hitam / abu dan lantai atas terbuat dari
kayu.
Referensi :
- www.wonderfulpangkalpinang.info
- http://pangkalpinangkota.go.id/
- Buku : Kelekak Sejarah Bangka
1 kata. #MENTERENG !
BalasHapusTerimakasih bang, jangan lupa vote kelak e. :D
HapusWaaah... Mantap nih ilmu sejarah jok Bangka nih! Ikutan aaah... :p
BalasHapusliat-liat dari buku bang, :D
Hapuskesannya jadi jadul banget ya
BalasHapusIya kak, keren lho, sayangnya kalau malam hari, kurang lampu penerangan untuk bangunan itu
HapusGud luck semoga menang...
BalasHapusSalam kenal dr blogger abal2
Terimakasih kak, salam kenal juga, blognya keren.
HapusBaru tau kalau itu bangunan sejarah, Now I Know. Thanks bangkanese.com,
BalasHapusIya, dan ketika pembangunan Gedung PT. RSBT yang akan segera dibangun nanti, bangunan ini akan menjadi satu-satunya bangunan yang tidak ikut re-building. Sehingga kedepannya akan tetap seperti ini
Hapusrumah bersejarah, secara saya seneng kalau ada orag nulis beginian kak seperti kamu, btw saya dl jg tinggal dirumah model model ala belanda gini, di komplek parbrik gula peninggalan belanda, meski serem tapi asik dan uniq :)
BalasHapusIya, bangunannya unik, karena terlihat jadul ditengah modernitas bangunan perkotaan. Saya pernah masuk ke dalam bangunan ini, kalau malam hari suasananya mencekam. :D
HapusSaya sangat senang tulisan ini, menambah wawasan sekali :)
BalasHapusTerimakasih Mas Rifqy. Semoga bermanfaat :)
HapusKeren kang pasti menang deh harus yakin ya saya hanya bisa bantu doa.
BalasHapusTerimakasih kang.
Hapuskeren! Masih terawat bangunannya sampai sekarang!
BalasHapusMasih. #PangkalpinangKeren
Hapusmasih banyak orang yang belum tahu sejarah babel, angkat terus Gan. Thanks info e..maju jaya
BalasHapusOke, terimakasih bro. Semoga Pariwisata Bangka Belitung semakin terkenal di mancanegara
Hapusmash banyk org yang belum tahu sejarah babel,thanks info e om.maju jaya
BalasHapusTempat tempat seperti ini perlu diperhatikan terutama dari pemerintah daerah :) Agar kelak anak cucu kita juga bisa melihat dan belajar dari sejarah
BalasHapusBener gan. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
HapusDulu waktu kecil pernah cabut gigi di situ
BalasHapusTerlihat menyeramkan lokasinya
BalasHapus